Bekerja Ikhlas untuk Misi Kemanusiaan

By Admin

nusakini.com--Tujuan bekerja bukanlah semata-mata memeroleh kemapanan finansial untuk diri dan keluarga. Lebih dari itu, orang yang bekerja dengan dilandasi ketulusan hati akan berusaha sungguh-sungguh untuk membantu masyarakat di sekitarnya dalam mengatasi persoalan yang mereka hadapi. 

“Segala sesuatu harus diawali dari niat baik, termasuk bekerja. Kita bekerja itu misinya adalah misi kemanusiaan. Apa artinya kita bekerja kalau kita tidak membantu antarsesama? Karena bekerja itu bukan semata-mata hanya untuk memperoleh gaji,” tegas Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat menyampaikan ceramah di hadapan 386 peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat III Angkatan I, Diklat Teknis Administrasi Dasar Bagi PNS, Diklat Kepemimpinan Pemerintahan Desa Bagi Kepala Desa, Diklat Teknis Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, Diklat Prajabatan PNS Golongan II Tenaga Non Honorer, dan Diklat Satpol PP di Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah, Senin (26/2). 

Mantan bupati Purbalingga itu menginginkan ASN sebagai abdi negara memiliki mental dan sikap yang baik dalam melayani masyarakat. Secara khusus, dia meminta para bidan yang mengikuti Diklat Prajabatan PNS Golongan II Tenaga Non Honorer Angkatan 47, 48, 54, dan 55 serius mendampingi ibu hamil dan melahirkan yang tinggal di sekitarnya. Mereka juga diminta terus memersuasi masyarakat, utamanya keluarga kurang mampu yang umumnya belum mengikuti program KB. 

“Mereka tidak menyadari kebutuhan pelayanan KB. Kalau tidak ber-KB, keluarga kurang mampu itu anaknya menjadi banyak. Permasalahan timbul lagi ketika anak-anak itu kurang gizi, tidak bisa melanjutkan sekolah, bahkan menikah dini. Kalau dibiarkan, justru bisa mewarisi kemiskinan dari orang tuanya,” jelasnya. 

Salah seorang bidan desa di Kabupaten Rembang, Erida Taufik menyampaikan keluhannya kepada Plt Gubernur, jika upaya bidan desa untuk mendampingi ibu hamil agar dapat melahirkan bayinya dengan selamat dan sehat kerap terkendala prosedur BPJS Kesehatan. Karenanya, perempuan berhijab itu memohon solusi atas persoalan yang sering dihadapi bidan desa tersebut. 

Menanggapi keluhan Erida, Heru menggarisbawahi pentingnya upaya promotif yang harus dilakukan oleh para bidan desa. Yakni senantiasa mengedukasi masyarakat tentang arti penting pola hidup sehat. Tidak sekedar kuratifnya, tetapi lakukan promotif dan preventifnya. Bahkan yang lebih penting lagi adalah promotif. Sehingga mereka tidak mudah jatuh sakit. 

“Semua aparat harus ada sisi edukasi. Kami percaya betul ketika pemerintah menggulirkan paradigma sehat, artinya bukan bagaimana pelayanan kesehatan diberikan ketika orang sakit kemudian diobati. Tetapi lebih bergeser pada bagaimana agar semua orang berpikir jangan sampai jatuh sakit. Supaya ketika hamil ibunya sehat, kandungannya pun sehat. Bagaimana memeroleh asupan nutrisi yang memadai dan bagaimana makanan yang sehat dan bergizi itu tidak harus diperoleh dengan harga yang mahal,” jelasnya. 

Heru berharap, para bidan dan ASN lainnya bekerja dengan tulus ikhlas untuk memberikan pelayanan publik. 

“Jadilah aparatur yang bekerja dengan berbahagia karena kita mendalami dan merasa ikhlas dengan pekerjaan kita, meskipun tidak selalu memeroleh penghargaan secara resmi. Filosofinya sapa nandur bakal ngunduh,” pungkasnya. (p/ab)